Profil Desa Candi
Ketahui informasi secara rinci Desa Candi mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Candi, Selomerto, Wonosobo. Mengungkap perpaduan unik antara warisan sejarah purbakala dengan potensinya sebagai sentra utama budidaya ikan air tawar (Mino Politan) yang dinamis.
-
Warisan Sejarah dan Purbakala
Nama dan identitas desa berakar kuat pada temuan-temuan arkeologis yang menandakan keberadaan peradaban kuno, memberikannya nilai budaya yang khas.
-
Sentra Budidaya Ikan Air Tawar
Dikenal sebagai "Kampung Perikanan" atau Mino Politan, menjadi pusat utama budidaya ikan lele dan nila yang menggerakkan perekonomian mayoritas warganya.
-
Karakteristik Permukiman Intensif
Memiliki kepadatan penduduk yang sangat tinggi, di mana lahan dimanfaatkan secara optimal untuk permukiman yang berpadu dengan ribuan kolam ikan.
Desa Candi menyimpan sebuah narasi yang unik, di mana jejak peradaban masa lampau berpadu dengan geliat ekonomi modern yang berbasis pada sumber daya air. Nama "Candi" yang disandangnya bukanlah tanpa makna; ia menjadi penanda sebuah warisan sejarah yang berharga. Namun di sisi lain, desa ini telah bertransformasi menjadi salah satu pusat perikanan darat paling vital di Kecamatan Selomerto. Profil Desa Candi adalah sebuah penelusuran tentang bagaimana sebuah komunitas mampu menghormati akarnya yang bersejarah sambil secara inovatif membangun masa depan sebagai kampung perikanan yang produktif.
Geografi dan Demografi Permukiman Padat
Desa Candi merupakan salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Selomerto, Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah. Desa ini menempati lahan seluas 1,55 km², menjadikannya salah satu desa dengan luas wilayah terkecil di kecamatan tersebut. Lokasinya yang strategis dan berdekatan dengan pusat-pusat kegiatan ekonomi lainnya turut mempengaruhi perkembangan wilayahnya.Secara administratif, Desa Candi berbatasan dengan desa-desa tetangga sebagai berikut:
Sebelah Utara: Berbatasan dengan Desa Plobangan
Sebelah Timur: Berbatasan dengan Desa Krasak
Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Desa Bumitirto
Sebelah Barat: Berbatasan dengan Desa Adiwarno
Berdasarkan data kependudukan terakhir yang diproyeksikan hingga tahun 2025, Desa Candi dihuni oleh sekitar 4.500 jiwa. Dengan luas wilayah yang sempit, tingkat kepadatan penduduk di desa ini menjadi sangat tinggi, mencapai angka sekitar 2.903 jiwa per kilometer persegi. Kepadatan yang ekstrem ini menunjukkan karakteristik permukiman yang sangat intensif, di mana setiap jengkal tanah dimanfaatkan secara optimal untuk hunian dan kegiatan ekonomi produktif, terutama kolam-kolam ikan.
Akar Sejarah dalam Warisan Purbakala
Identitas utama yang melekat pada Desa Candi berasal dari sejarahnya. Penamaan desa ini diyakini kuat merujuk pada keberadaan situs-situs purbakala di wilayahnya. Meskipun saat ini tidak ditemukan lagi bangunan candi yang utuh, di beberapa lokasi di desa ini pernah ditemukan berbagai artefak peninggalan kebudayaan Hindu-Buddha masa lampau. Temuan-temuan seperti fragmen batuan candi, yoni dan arca menjadi bukti bahwa wilayah ini pernah menjadi sebuah pusat permukiman atau tempat peribadatan yang penting pada era kerajaan kuno.Salah satu situs yang sering disebut dalam catatan sejarah lokal ialah Candi Bogang. Warisan takbenda ini, berupa cerita dan nama, terus dijaga oleh masyarakat sebagai bagian dari memori kolektif dan kebanggaan desa. Keberadaan warisan sejarah ini memberikan nilai tambah yang tak ternilai bagi Desa Candi, membedakannya dari desa-desa lain dan membuka potensi untuk pengembangan wisata minat khusus, yakni wisata sejarah dan edukasi.
Denyut Ekonomi dari Sentra Perikanan Darat (Mino Politan)
Di tengah lahan yang terbatas untuk pertanian sawah, masyarakat Desa Candi secara cerdas beralih ke sektor yang lebih sesuai dengan kondisi geografis dan sumber daya yang ada, yakni budidaya ikan air tawar. Desa ini telah menjelma menjadi "Kampung Perikanan" atau kawasan Mino Politan yang menjadi rujukan utama di Kecamatan Selomerto. Hampir di setiap pekarangan rumah warga dapat dijumpai kolam-kolam ikan, baik kolam tanah, terpal, maupun beton.Komoditas utama yang dibudidayakan ialah ikan lele dan nila, dua jenis ikan yang memiliki permintaan pasar tinggi dan siklus panen yang relatif cepat. Aktivitas ekonomi perikanan ini mencakup seluruh rantai nilai, mulai dari unit pembenihan (pendederan) yang menghasilkan bibit berkualitas, pembesaran ikan konsumsi, hingga pemasaran. Geliat ekonomi ini berjalan setiap hari, ditandai dengan lalu-lalang para pedagang yang mengambil hasil panen untuk didistribusikan ke pasar-pasar di Wonosobo dan sekitarnya. Sektor ini secara efektif menjadi mesin penggerak ekonomi desa, menyerap tenaga kerja, dan memberikan sumber pendapatan yang andal bagi ribuan warganya.
Perekonomian Majemuk dan Peran Kelembagaan Desa
Selain perikanan yang menjadi primadona, perekonomian Desa Candi juga ditopang oleh sektor perdagangan dan jasa. Lokasinya yang padat penduduk mendorong tumbuhnya berbagai usaha seperti toko kelontong, warung makan, serta usaha penjualan pakan ikan dan sarana produksi perikanan lainnya. Banyak pula warganya yang bekerja di sektor formal dan informal di pusat kota Wonosobo yang relatif mudah dijangkau.Pemerintah Desa Candi bersama dengan lembaga desa lainnya, seperti Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), memegang peranan penting dalam mendukung potensi ganda yang dimiliki desa. Di satu sisi, pemerintah desa berupaya melindungi dan mempromosikan warisan sejarahnya sebagai aset budaya. Di sisi lain, dukungan penuh diberikan kepada para pembudidaya ikan melalui program-program pemberdayaan, pelatihan, dan fasilitasi akses permodalan. BUMDes diharapkan dapat mengambil peran lebih besar di masa depan, misalnya dengan membangun unit pengolahan hasil perikanan untuk meningkatkan nilai jual produk, atau menginisiasi paket wisata edukasi yang menggabungkan kunjungan ke sentra perikanan dengan cerita sejarah desa.
Penutup
Desa Candi, Kecamatan Selomerto, adalah sebuah contoh luar biasa tentang bagaimana masa lalu dan masa kini dapat hidup berdampingan secara harmonis dan produktif. Desa ini membuktikan bahwa keterbatasan lahan bukanlah halangan untuk maju, melainkan pemicu untuk berinovasi. Dengan fondasi sejarah yang kuat sebagai sumber identitas dan kebanggaan, serta sektor perikanan darat sebagai motor penggerak ekonomi yang dinamis, Desa Candi memiliki modal yang sangat komplit. Masa depan desa ini terletak pada kemampuannya untuk mensinergikan kedua potensi tersebut, mengemasnya menjadi sebuah narasi desa yang unik, berbudaya, dan sejahtera.
